Petani Pahlawan Kita!

By Admin


nusakini.com - JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut para petani sebagai pahlawan pangan. Di Hari Pahlawan ini Mentan SYL juga meminta petani dan penyuluh untuk meneladani semangat para pahlawan. Dalam berbagai kesempatan Mentan SYL kerap menegaskan dalam kondisi saat ini pertanian bisa menjadi ujung tombak. Apalagi, berdasarkan data BPS, dari kuartal pertama ke kuartal kedua, hanya pertanian yang mengalami peningkatan PDB 16,24 %.  

“Ini membuktikan Pertanian tetap tangguh. Apalagi pada kuartal kedua ke ketiga, pertanian tetap meningkat 2,15%. Itu artinya petani tetap turun ke lapang untuk menggejot pertanian. Hingga sampai saat ini, pangan kita cukup. Sampai akhir Desember, kita masih surplus beras sampai 7 juta ton. Meski Covid-19 produksi tetap meningkat. Dan ini adalah berkat peran petani dan penyuluh,” ujarnya.


Hal tersebut dipertegas kembali oleh Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam program Ngobrol Asyik Penyuluhan Bareng Kepala BPPSDMP yang juga menghadirkan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Selasa (10/11/2020), dan disiarkan secara live streaming. Tema yang diangkat adalah Petani Pahlawan Kita.

“Banyak hal yang harus diambil hikmahnya dari pahlawan. Setidaknya ada 3 pelajaran yang bisa diambil dari pahlawan. Pertama adalah semangat juang 45 pahlawan yang luar biasa. Pahlawan bisa mengusir penjajah dengan semangat juang tinggi meski dengan persenjataan ala kadarnya. Semangat itu harus kita tiru. Kalau dulu pahlawan membawa bambu runcing, saat ini semangat juang kita adalah meningkatkan produktivitas pertanian,” tuturnya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, sasaran pertanian saat ini bukan lagi menaklukkan atau mengusir penjajah, tapi meningkatkan produktivitas pertanian.

“Senjata kita bukan bambu runcing, senjata kita adalah pupuk, benih, pendampingan ke petani. Sehingga petani turun ke lapangan dan mampu meningatkan produktivitas,” katanya.

Semangat kedua pahlawan, menurut Dedi Nursyamsi, adalah rela berkorban. Dedi mengatakan pahlawan mengorbankan apapun untuk Indonesia merdeka, dari harta hingga nyawa.

“Kita sebagai penyuluh, ASN, apa yang sudah kita korbankan? Mari kita introspeksi. Dengan berbagai fasilitas, kita pikirkan apa yang bisa kita sumbangkan dan korbankan untuk negara,” katanya.

Hal ketiga adalah pantang menyerah. Semangat mati satu tumbuh seribu.

“Meski dibombardir senjata otomatis, tapi para pahlawan tetap maju melawan penjajah hingga penjajah terusir dari Indonesia. Sekarang apakah kita akan menyerah dengan serangan hama, kekeringan, kekurangan pupuk? Petani dan penyuluh yang kuat akan meniru semangat pahlawan, maju terus. Tidak ada halangan untuk turun ke sawah,” katanya.

Dedi menegaskan, yang bisa menyediakan pangan adalah petani. Petani bisa menyelamatkan Indonesia dari kelaparan. Saat resesi banyak negara kekuragan pangan, tapi kita tidak asalkan petani dan penyuluh tetap semangat.

“Sesungguhnya, pahlawan yang utama saat ini adalah petani, petani adalah pahlawan pangan kita. Setiap saat kapan pun, petani tetap menjadi pahlawan. Karena petani terus giat, gigih, rajin turun ke lapangan menyediakan pangan untuk kita,” katanya.

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), meminta kepada penyuluh pertanian untuk mendampingi petani dalam menginput eRDKK.

“Penyuluh adalah ujung tombak, garda terdepan. Untuk itu, kita meminta bantuan penyuluh untuk melakukan pendampingan kepada petani dalam penyusuan eRDKK, juga membantu sosialisasikan Kartu Tani. Agar pupuk bisa terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran, sehingga mengukung peningkatan produktivitas,” katanya.